Rabu, 01 Desember 2010

PERMAINAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ERMAINAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENTINGNYA PERMAINAN
Permainan (play) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri ( Santrock, 2002). Erikson dan Freud : Permainan adalah suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan dan konflik. Piaget melihat permainan sebagai suatu metode yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak
B. JENIS-JENIS PERMAINAN
  1. Permainan Sensorimotor ( Praktis )
Menggunakan semua indera dengan menyentuh, mengeksplorasi benda, berlari, melompat, meluncur, berputar,melempar bola
  1. Permainan Sombolis ( Pura-pura )
Terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik ke suatu simbol, sehingga bersifat dramatis dan sosiodramatis
Dalam permainan pretend, ada 3 hal yang biasa terjadi : alat-alat, alur cerita dan peran.
3. Permainan Sosial
Adalah permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman sebaya
4. Permainan Konstruktif
Mengombinasikan kegiatan sensorimotor yang berulang dengan representasi gagasan simbolis. Permainan Konstrukstif terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri.
5. Games
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan dan menyenangkan yang melibatkan aturan dan seringkali kompetisi dengan satu anak atau lebih.
C. FUNGSI BERMAIN
1.  BERMAIN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL
a.    Merangsang perkembangan kognitif
Dengan permainan sensorimotor, anak akan mengenal permukaan lembut, halus, kasar atau kaku, sehingga meningkatkan kemampuan abstraksi (imajinasi, fantasi)dan mengenal konstruksi, besar-kecil, atas-bawah, penuh-kosong. Melalui permainan dapat menghargai aturan, keteraturan dan logika.
b.   Membangun struktur kognitif
Melalui permainan, anak akan memperoleh informasi lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya lebih kaya dan lebih mendalam. Bila informasi baru ini ternyata beda dengan yang selama ini diketahuinya, anak mendapat pengetahuan yang baru. Dengan permainan struktur kognitif anak lebih dalam, lebih kaya dan lebih sempurna
c. Membangun kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokan, mengurutkan, mengamati, meramal, menentukan hubungan sebab-akibat, menarik kesimpulan. Permainan akan mengasah kepekaan anak akan keteraturan, urutan dan waktu juga meningkatkan kemampuan logika.
d. Belajar Memecahkan Masalah
Permainan memungkinkan anak bertahan lama menghadapi kesulitan sebelum persoalan yang ia hadapi dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup imajinasi aktif anak-anak yang akan mencegah kebosanan ( merupakan pencetus kerewelan ada anak )
e. Mengembangkan rentang konsentrasi
Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang lama, seorang anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain (pura-pura menjadi dokter,ayah-ibu,guru). Ada yang dekat antara imajinasi dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi. Anak tidak imajinatif memiliki rentang perhatian (konsentrasinya) pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk berperilaku lain dan mengacau.
2. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN BAHASA
Bermain merupakan “laboratorium bahasa” buat anak-anak. Di dalam bermain, anak-anak bercakap-cakap dengan teman yang lain, berargumentasi, menjelaskan dan meyakinkan kosakata yang dikuasai anak-anak dapat meningkat karena mereka menemukan kata-kata baru
3. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN SOSIAL
  1. Meningkatkan sikap sosial
Ketika bermain, anak-anak harus memperhatikan cara pandang lawan bermainnya, dengan demikian akan mengurangi egosentrisnya. Dalam permainan itu pula anak-anak dapat mengetahui bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan hak dan peduli akan hak orang lain. Anak juga dapat belajar bagaimana sebuah tim dan semangat tim
b. Belajar berkomunikasi
Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus mengerti dan dimengerti oleh teman-temannya, karena permainan, anak-anak dapat belajar bagaimana mengungkapkan pendapatnya, juga mendengarkan pendapat orang lain
c. Belajar Berorganisasi
Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda, olah karena itu dalam permainan, anak-anak dapat belajar berorganisasi sehubungan dengan penentuan ‘siapa’ yang akan menjadi ‘apa’. Dengan permainan, anak-anak dapat belajar bagaimana membuat peran yang harmonis dan  melakukan kompromi
4. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN EMOSI
Bermain merupakan pelampiasan emosi dan juga relaksasi. Fungsi bermain untuk perkembangan emosi :
  1. Kestabilan emosi
Ada tawa, senyum dan ekspresi kegembiraan lain dalam bermain.
Kegembiraan yang dirasakan bersama mengarah pada kestabilan emosi anak
b. Rasa kompetensi dan percaya diri
Bermain menyediakan kesempatan pada anak-anak mengatasi situasi.Kemampuan ini akan membentuk rasa kompeten dan berhasil. Perasaan mampu ini pula dapat mengembangkan percaya diri anak-anak. Selain itu, anak-anak dapat membandingkan kemampuan pribadinya dengan temannya sehingga dia dapat memandang dirinya lebih wajar (mengembangkan konsep diri yang realistis)
c. Menyalurkan keinginan
Didalam bermain, anak-anak dapat menentukan pilihan, ingin menjadi apa dia. Bisa saja ia ingin menjadi ‘ikan’, bisa juga menjadi ‘komandan’ atau menjadi ‘pasukan perang’nya atau menjadi seorang putri.
d. Menetralisir emosi negatif
Bermain menjadi “katup” pelepasan emosi negatif, misalnya rasa takut, marah, cemas dan memberi kesempatan untuk menguasai pengalaman traumatik.
e. Mengatasi konflik
Di dalam bermain, sangat mungkin akan timbul konflik antar anak dengan lainnya, karena itu anak-anak bisa belajar alternatif untuk menyikapi atau menangani konflik yang ada.
f. Menyalurkan agresivitas secara aman
Bermain memberikan kesemapatan bagi anak-anak untuk menyalurkan agresivitasnya secara aman. Dengan menjadi ‘raja’ misalnya, anak dapat merasa ‘mempunyai kekuasaan’ dengan demikian anak-anak dapat mengekspresikan emosinya secara intens yang mungkin ada tanpa merugikan siapapun
5. BERMAIN DAN PERKEMBANGAN FISIK
a.   Mengembangkan kepekaan penginderaan
Dengan bermain, anak-anak dapat mengenal berbagai tekstur : halus, kasar, lembut; mengenal bau; mengenal rasa; mengenal warna
b. Mengembangkan ketrampilan motorik
Dengan bermain seorang anak dapat mengembangkan kemampuan motorik, seperti berjalan, berlari, melompat, bergoyang mengangkat, menjinjing, melempar, menangkap, memanjat, berayun dan menyeimbangkan diri. Selain itu, anak dapat belajar merangkai, menyusun, menumpuk, mewarnai dan menggambar
c. Menyalurkan energi fisik yang terpendam
Bermain dapat menyalurkan energi berlebih yang ada diantara anak-anak, mis : kejar-kejaran. Energi berlebih yang tidak disalurkan dapat membuat anak-anak tegang, gelisah dan mudah tersinggung.
6. BERMAIN DAN KREATIVITAS
Dalam bermain, anak-anak dapat berimajinasi sehingga dapat meningkatkan daya kreativitas anak-anak. Adanya kesempatan untuk berfikir antara batas-batas dunia nyata menjadikan anak – anak dapat mengenal proses berfikir yang lebih kreatisif yang akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
D. ROLE PLAYING – BERMAIN PERAN
Adalah permainan yang biasa dilakukan anak-anak dimana dalam permainan tersebut meniru kegiatan atau pekerjaan orang dewasa. Dr. Kresno Mulyadi,SpKJ menyebut 8 manfaat bermain peran :
  1. Menggali imajinasi
  2. Menambah kemampuan bahasa
  3. Membangun sosialisasi
  4. Menyelesaikan masalah
  5. Mengembangkan kepemimpinan
  6. Menggali rasa percaya diri
  7. Berpikir abstrak
  8. Mengekplorasi dunia dengan kaca mata anak-anak
Contoh Bermain Peran :
  1. Permainan miniatur : alat berat, binatang, boneka
  2. Alat rumah tangga mainan
  3. Mainan berkarakter tokoh kartu
  4. Kostum peran tertentu
Keuntungan Bermain :
  1. Membuang ekstra energi
  2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh
  3. Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan
  4. Anak belajar mengontrol diri
  5. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna bagi hidupnya
  6. Meningkatkan daya kreatifitas
  7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda disekitarnya
  8. Cara mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan
  9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya
  10. Kesempatan mengikuti aturan
  11. Kesemoatan mengelola emosi, saat pihaknya menang atau kalah
  12. Sarana mengembangkan kemampuan intelektualnya
Permainan merupakan salah satu media bimbingan dan konseling dalam menghadapi konseli, khususnya terhadap anak karena terkadang anak tidak mampu mengatakan tetapi dapat menunjukkan dalam perilakunya
( with play provides one of the best ways to communicate with children and “see their world” or “a window into the child`s world”)
Play therapy , suatu teknik terapi yang dilakukan untuk menghadapi konseli, utamanya  yang mengalami gangguan mental seperti phobia, anxiety, trauma, underconvidence, child abuse, alcoholics & addicts, child victims of incest, allergies,stutering
Dengan teknik tertentu dan tujuan tertentu membantu konseli menuju ke arah kebahagiaan
Permainan dalam bimbingan dan konseling sangat dipakai dalam :
  1. situasi krisis ( korban gempa    bumi, tsunami, angin )
  2. panti sosial
  3. Rehabilitasi
Dengan bermain, anak belajar bermakna
(Iirdekamp & Rosegrant,1992) bahwa belajar secara bermakna, bila :
  1. Merasa permainan secara psikologis  serta kebutuhan fisik terpenuhi
  2. Dapat mengkonstruksi pengetahuan
  3. Belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa serta anak lain
  4. Belajar melalui bermain
  5. Minat serta kebutuhan anak untuk mengetahui terpenuhi
  6. Unsur variasi individual anak diperhatikan
REFERENSI :
  • Kevin J.O`Connor.1994.Hand Book of Play Therapy.Canada:A.Wiley Interscience Publication
  • John Santrock.2006.Life Span Development.Jakarta:Penerbit Erlangga
  • Yusi Riksa.2008.Konsep dan Aplikasi BK : Aktivitas Bermain Sebagai Strategi Pengembangan Belajar Bermakna.PPB UPI
  • Pamela O.Parsley.What A School Administrasion Need To Know: About Expressive Art And Play Media In School Counseling
  • Journal Proquest
  • Dokumentasi Kelompok

2 komentar: